Radang kelenjar susu, yang sering dialami oleh ibu menyusui, ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, dan nyeri pada salah satu payudara. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa berkembang menjadi abses payudara. Mastitis terjadi ketika jaringan payudara mengalami peradangan atau pembengkakan, biasanya disebabkan oleh infeksi akibat penumpukan ASI di payudara atau luka pada kulit di sekitar puting dan payudara.
Walaupun radang kelenjar susu lebih umum terjadi pada ibu menyusui, kondisi ini juga dapat mempengaruhi siapa saja, termasuk pria dan wanita yang tidak sedang menyusui.Penyebab Radang Kelenjar Susu
Penyebab utama radang kelenjar susu pada ibu menyusui adalah penumpukan ASI dalam payudara (stasis ASI). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stasis ASI meliputi:• Pengeluaran atau pengosongan ASI yang tidak dilakukan secara rutin
• Teknik pelekatan bayi saat menyusui yang tidak tepat
• Pemakaian bra yang terlalu ketat dan menghambat aliran ASI
• Cedera atau luka pada payudara
Radang kelenjar susu pada ibu menyusui tidak hanya disebabkan oleh stasis ASI, tetapi juga bisa akibat infeksi bakteri. Bakteri ini biasanya berasal dari mulut bayi dan masuk melalui celah di puting susu. Masalah ini sering terjadi dalam 6–12 minggu pertama setelah melahirkan.
Untuk pria dan wanita yang tidak menyusui, radang kelenjar payudara (periductal mastitis) dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
• Pernah mengalami radang kelenjar susu akibat menyusui
• Memiliki implan payudara
• Mengalami eksim
• Mengidap diabetes
• Melakukan tindik puting
• Menderita luka akibat mencabut atau mencukur bulu dada
• Merokok
Merokok meningkatkan risiko radang kelenjar susu karena zat beracun dalam asap rokok dapat merusak jaringan payudara, menyebabkan saluran susu menebal dan puting payudara menjadi terbalik serta mengeluarkan cairan.
Gejala Radang Kelenjar Susu
Radang kelenjar susu biasanya terjadi hanya pada satu payudara dan gejalanya sering muncul secara tiba-tiba. Tanda-tandanya meliputi:• Bengkak pada payudara
• Benjolan di payudara
• Payudara terasa sakit dan hangat saat disentuh
• Nyeri atau sensasi terbakar, baik yang dirasakan secara konstan maupun hanya saat menyusui
• Kulit sekitar payudara berwarna kemerahan
• Cairan putih atau bercak darah keluar dari puting susu
Selain itu, seseorang yang mengalami radang kelenjar susu juga mungkin merasakan gejala mirip flu, seperti demam, nyeri tubuh, menggigil, dan kelelahan.
Penanganan Radang Kelenjar Susu
Jika radang kelenjar susu terdiagnosis sejak awal oleh dokter, pengobatannya cenderung lebih mudah. Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri serta pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen.Proses penyembuhan radang kelenjar susu umumnya memakan waktu antara 10 hingga 21 hari. Selama periode ini, Anda masih diperbolehkan untuk menyusui bayi, yang bahkan dapat membantu mengatasi infeksi. Menyapih bayi secara mendadak justru bisa memperburuk gejala radang kelenjar susu. Selain mengikuti resep dokter, beberapa metode rumahan dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan, antara lain:
• Melakukan kompres hangat pada payudara yang sakit atau mandi air hangat
• Mengonsumsi banyak cairan
• Beristirahat yang cukup
• Menyusui bayi setiap dua jam atau lebih sering untuk memperlancar pengosongan ASI
• Memulai menyusui pada sisi payudara yang terasa sakit saat bayi lapar
• Mengganti posisi menyusui bayi
• Memijat payudara yang sakit secara lembut dengan gerakan melingkar dari bagian luar menuju puting
• Mengenakan bra dan pakaian yang longgar
Jika tidak diobati, radang kelenjar susu dapat menyebabkan abses payudara, yang memerlukan pembedahan atau penyedotan nanah dengan jarum. Walaupun jarang, radang kelenjar susu juga bisa menjadi tanda kanker payudara. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika gejala radang kelenjar susu tidak membaik dalam waktu 24 jam untuk memastikan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.